infoj.org – Militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Jalur Gaza pada Senin malam (6/7), hanya beberapa jam sebelum perundingan gencatan senjata rencananya dimulai di Kairo. Jet tempur Israel menargetkan sejumlah wilayah padat penduduk, termasuk Khan Younis dan Rafah, dua kota di Gaza selatan yang menampung ribuan pengungsi. Ledakan keras mengguncang wilayah tersebut, menyebabkan ketakutan di antara warga sipil yang tidak sempat menyelamatkan diri.
Korban Jiwa dan Kerusakan Meningkat
Serangan itu menewaskan sedikitnya 25 warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, menurut laporan dari Kementerian Kesehatan di Gaza. Tim penyelamat terus mencari korban di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan. Rumah sakit di Gaza, yang sudah kewalahan sejak konflik pecah, harus menangani puluhan korban luka dalam waktu bersamaan. Layanan darurat bekerja tanpa henti dengan fasilitas terbatas.
Hamas Kutuk Serangan, Sebut Israel Tidak Tulus
Kelompok Hamas mengecam keras serangan tersebut. Mereka menilai Israel tidak menunjukkan niat tulus untuk berdamai. Juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, mengatakan bahwa tindakan Israel itu merupakan bentuk penghinaan terhadap upaya mediasi yang sedang berlangsung. Ia menyebut serangan tersebut sebagai “pengkhianatan terhadap proses diplomatik.”
Mesir dan Qatar Prihatin, Tekan Kedua Pihak
Mesir dan Qatar, yang menjadi mediator utama dalam perundingan, mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap perkembangan ini. Keduanya mendesak Israel dan Hamas untuk menahan diri dan kembali ke meja perundingan. Pemerintah Mesir memperingatkan bahwa serangan lanjutan dapat menghancurkan peluang tercapainya kesepakatan damai. Sementara itu, Qatar menyatakan akan tetap memfasilitasi pembicaraan meski situasi memburuk.
Perundingan Gencatan Senjata Tetap Berlanjut
Meskipun serangan terjadi, delegasi dari Hamas dan Israel tetap dijadwalkan menghadiri perundingan di Kairo. Para diplomat berharap pertemuan ini dapat menghasilkan gencatan senjata sementara dan membuka jalur bantuan kemanusiaan. Sejumlah analis menilai bahwa serangan Israel mungkin bertujuan memperkuat posisi tawar dalam perundingan.
Kondisi Warga Gaza Kian Memburuk
Sementara itu, kondisi warga Gaza semakin kritis. Kekurangan air bersih, makanan, dan obat-obatan memburuk setiap hari. Organisasi kemanusiaan melaporkan bahwa lebih dari 1 juta warga Gaza saat ini bergantung pada bantuan luar untuk bertahan hidup. Anak-anak menjadi kelompok paling rentan akibat krisis berkepanjangan ini.
Tekanan Internasional Meningkat
Masyarakat internasional mulai meningkatkan tekanan terhadap Israel. Perserikatan https://www.micmicpizza.com/index.php/pizzas/ Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa menyerukan penghentian segera atas serangan militer. Mereka menekankan pentingnya perlindungan terhadap warga sipil dan mendesak kedua pihak untuk menyepakati gencatan senjata permanen. Beberapa negara, termasuk Turki dan Norwegia, juga mengusulkan pembentukan zona aman di Gaza.