Pertemuan terbaru kelompok BRICS menarik perhatian global, bukan hanya karena agenda strategis yang dibahas, tetapi juga karena absennya dua tokoh utama: Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping. Ketidakhadiran mereka memunculkan berbagai spekulasi mengenai dinamika politik di dalam aliansi negara berkembang ini.
Presiden Brasil, India, dan Afrika Selatan tetap hadir secara langsung dalam pertemuan tersebut, sementara Putin dan Xi hanya mengirimkan perwakilan tingkat tinggi. Banyak pihak menilai keputusan ini sebagai sinyal perubahan arah atau strategi diplomatik dari kedua negara besar tersebut.
Rusia dilaporkan memilih fokus pada konflik yang masih berlangsung di Ukraina, sementara China menghadapi tekanan ekonomi dalam negeri serta ketegangan geopolitik dengan negara Barat. Kedua negara tampaknya mengatur ulang prioritas kebijakan luar negeri mereka, meski tetap menunjukkan dukungan terhadap agenda BRICS.
Pengamat hubungan internasional mencatat bahwa absennya dua pemimpin kuat ini bisa mempengaruhi kekompakan dan arah kebijakan BRICS ke depan. Meski begitu, para anggota tetap menegaskan komitmen untuk memperkuat kerja sama di bidang ekonomi, energi, dan keuangan global.
Para analis juga mempertanyakan apakah ketidakhadiran ini mencerminkan ketegangan internal dalam BRICS atau hanya strategi diplomatik sementara. Yang jelas, sorotan dunia terus mengarah pada pertemuan ini, karena BRICS kini dianggap sebagai kekuatan alternatif terhadap dominasi negara-negara Barat.
Tanpa Putin dan Xi di ruang pertemuan, panggung BRICS kali ini berubah suasana. Dunia pun menanti bagaimana koalisi ini melangkah selanjutnya daftar medusa88, di tengah dinamika global yang semakin kompleks dan tidak terduga.